Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kendala melakukan Refund Tiket Pesawat Udara ditengah Pandemi Airport

Kendala melakukan Refund Tiket Pesawat Udara ditengah Pandemi Corona.

iShabriPedia.us - Apa Kendala saat Melakukan Refund Tiket pada Maskapai Penerbangan ? Di tengah wabah COVID19, jumlah penerbangan sudah turun 80% - 90% di Indonesia dan 65% di Asia Pasifik.

Lalu bagaimana dengan sebagian besar orang yang telah terlanjur membeli tiket Pesawat? Bagaimana Proses Pengembalian tiket atau Refund ?

Situasi COVID19 ini adalah tantangan berat bagi perusahaan Penerbangan dan juga perhotelan yang saat ini sedang kejepit kareba biaya jalan terus dan customer pada minta refund. Namun ada lagi yang paling kejepit, yaitu travel agent yang sedang proses refund Atau pengembalian dana ini.

Customers tentu berharap proses refund berjalan seperti biasa. Tapi travel agent ternyata tidak bisa melayani refund seperti biasa dan butuh proses lebih lama. Kenapa? Karena prosesnya “nyangkut”.

Penjelasan lengkap akan kami jelaskan dibawah ini, artikel ini adalah kumpulan dari cuitan pakar penerbangan yaitu Gerry Soejatman di akun Twitternya.

Pengalaman mas Gery ketika sempat bekerja ditravel agent pernah kebingungan menjelaskan permasalahaan pengembalian tiket kepada customer, karena waktu itu ada satu maskapai yang begitu terkenal dimasyarakat akan tetapi sering sekali melakukan pembatalan penerbangan.

Pihak Travel kesulitan melakukan proses mengembalian dana pengembalian tiket penumpang karena waktu proses refund di maskapai memerlukan proses dan tahapan yang lama. Sulit kenapa? Customer ngeluh “Kok lama, talangin dulu deh!” Pingin sih, tapi kalo ditalangin terus menerus bisa langsung abis cashnya.

Dari dulu travel agent mengambil keuntungan tidak begitu besar dari penjualan tiket maskapai penerbangan, kisarannya antara 2 sampai 7.5%. Buat refund 1 tiket butuh keuntungan dari menjual 20-an tiket.

Dalam krisis Coronavirus atau Covid19 ini maskapai penerbqngan diluar negeri banyak juga mendapat kritikan karena menolak refund namun di Indonesia maskapai penerbangan masih bersedia memproses refund.

Masalahnya kesulitan refund dalam bentuk tunai karena anjloknya penjualan, jadi ga ada pemasukan uang cash pun tidak ada untuk menalangi pengembalian tiket pesawat.

Pemerintah mengharuskan maskapai penerbangan yang telah menjual tiket nya tetap memproses merefund, sementara pihak maskapai masih harus mengeluarkan biaya untuk menggaji karyawan dan sewa juga pesawat, tapi uang yang diterima hampir berhenti karena Pandemi Virus Corona. Kenapa, karena Jumlah penerbangan per awal Mei, turun 80%-90% dibanding normalnya.

Travel agent kejepit, antara customer dan airline. Pengembalian Tiket diberikan oleh pihak maskapai penerbangan atau airline bukan uang tunai, tapi melainkan pemulihan saldo Top Up Balance travel agent Di maskapai penerbangan atau travel voucher, akan tetapi pihak konsumen maunya dikembalikan cash uang tunai, Mau kasih cash, harus dari penjualan tiket dulu, tapi tau sendiri penjualan sedang anjlok habis ditengah kondisi demikian.

Mau tidak mau, airline dan travel agent cari cara untuk bagaimana bisa memenuhi refund tanpa membangkrutkan mereka, maka untuk tiket pesawat internasional, airline mulai banyak menggunakan credit shell atau travel voucher untuk refund.

Kalau direfund dalam bentuk travel voucher, saya rasa banyak customer yang kecewa karena mengharapkan refundnya berbentuk uang. Apalagi kalau direfund dalam bentuk saldo kredit yang ga bisa dicairkan. Ya namanya lagi kondisi wabah #COVID19 dan #PSBB begini…

Saya dulu pernah mengadapi customer menagis karena terkena musibah, eh tau taunya flight dibatalin & dia butuh uangnya utk cari moda transportasi lain, sedangkan uangnya masih ketahan di proses refund maskapai. Kepingin ikut nangis rasanya! Papar Gery Soejatman

Dalam kondisi tersebut, kita akhirnya talangin, karena simpati, dan kita lakukan atas resiko kita sendiri. Kalau refundnya ditolak (bukannya gak pernah yah!), ya kudu jual 20 tiket lagi buat nutup kerugiannya!

Ada baiknya maskapai dan travel agent menyeleksi permasalahan yang dihadapi untuk proses refund, mana yg layak diberikan cash (misal beli tiket karena musibah), dan yang memang beli tiket untuk sekedar untuk kegiatan traveling bisa ditukar dengan memakai travel voucher. Buat customer juga bisa lebih mengerti kalau refundnya jadi lebih lama.

Semoga nantinya ada “special treatment” sebagai gesture terima kasih bagi customers yg terima travel voucher & menggunakannya dikemudian hari. Dengan begitu Perusahaan bisa diselamatkan karena ini.

Kita di krisis #COVID19 ini bersama. Bukan customer sendiri, airline sendiri, travel agent sendiri dan hotel sendiri. Kegiatan Melakukan Wisata membuat kita semua dapat lebih mengapresiasi terhadap keindahan serta keberagaman di dunia.

Semoga kita lebih saling mengerti dan bersabar menghadapi tantangan ini bersama!